Selasa, 21 November 2017

Kisah Pahlawan Jenderal Amad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia mengenyam pendidikan formal di HIS (sekolah setingkat SD), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/setingkat Sekolah Menengah Pertama) dan AMS (Algemne Middelberge School/setingkat Sekolah Menengah Atas). Karir militer Jenderal Yani dimulai saat ia mengikuti wajib militer yang dicanangkan Pemerintah Hindia Belanda di Malang. Ketika Jepang menduduki Indonesia, Ahmad Yani bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA).

Di bidang militer, Ahmad Yani mengantongi sederet prestasi. Ia pernah menahan Agresi Militer pertama dan kedua Belanda. Prestasinya kian mentereng setelah memimpin pasukan melumpuhkan pemberontak DI/TII dan Operasi Trikora di Papua Barat serta Operasi Dwikora menghadapi konfrontasi dengan Malaysia.

Catatan prestasi mengagumkan itu mengantarkan Ahmad Yani menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat. Saat itu Jenderal Yani menolak usul Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menginginkan pembentukan Angkatan Kelima yaitu dipersenjatainya buruh dan tani. 

Gencarnya Jenderal Yani menentang PKI membuatnya masuk dalam target penculikan dan pembunuhan PKI pada Gerakan 30 September. Saat penculikan, pasukan Cakrabirawa menembaki tubuh Jenderal Ahmad Yani hingga berlubang. Dengan tubuh yang penuh luka tembak, jenazahnya dibawa dan dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar